Sunderland-Leeds dengan skor 1-0 di final FA Cup 1973
Sunderland membuat kejutan besar saat mereka melibas Leeds United 1-0 dalam laga final FA Cup di Wembley.
Leeds
adalah tim besar dalam Divisi Satu yang diperkuat dengan 10 pemain
internasional dan tampil sebagai juara bertahan, yang meraih tiga gelar
juara dari empat laga finalnya, di sisi lain, Sunderland, adalah tim
tingkat kedua yang menduduki peringkat ketiga terbawah.
Tidak
ada tim dari Divisi Kedua yang pernah memenangkan kompetisi tersebut
selama lebih dari 40 tahun, namun tendangan kaki kanan pemain tengah Ian
Porterfield berhasil memberikan gol kemenangan, dengan penjaga gawang
Sunderland, Jimmy Montgomery yang berjuang melakukan sejumlah
penyelamatan gemilang.
Steaua Bucharest kalahkan Barcelona lewat penalti dalam final Piala Eropa 1986
Steaua
menjadi tim Eropa Timur pertama yang pernah memenangi Piala Eropa di
1986 saat mereka secara luar biasa berhasil menundukkan raksasa Spanyol,
Barcelona, yang diunggulkan saat mereka bertanding di Seville.
Penjaga
gawang tim asal Rumania, Helmuth Duckadam melakukan banyak aksi
penyelamatan gemilang terhadap tendangan yang dilakukan pemain asuhan
Terry Venables, yang melatih Barca. Dengan menepis empat tendangan
penalti Barcelona, Helmuth membuat timnya meraih kemenangan.
Steaua
yang belum pernah memenangkan kompetisi Eropa, di tahun berikutnya
langsung berhasil merebut gelar Super Cup, dan menjadi juara kedua dalam
Piala Eropa 1989, di bawah AC Milan.
Yunani libas Portugal 1-0 di final Euro 2004
Pencapaian
Yunani saat memenangkan Euro 2004 dianggap sebagai salah satu
kekecewaan terbesar dalam sejarah sepak bola setelah mereka berhasil
mengalahkan tuan rumah Portugal dalam pertandingan mendebarkan.
Tim
asuhan Otto Rehhagel itu sebelumnya kalah dalam dua pertandingan di
babak kualifikasi, serta ditumbangkan Rusia dalam penyisihan grup di
Portugal, namun kemenangan mengejutkan atas Spanyol, menundukkan Prancis
yang pernah menjadi jawara, lalu melibas Republik Ceko, pada akhirnya
membuat mereka menjadi jawara.
Itu adalah pencapaian sebuah tim
olahraga yang tidak diduga, membuat para pemainnya mendapatkan pengakuan
serta medali dari presiden Yunani saat itu, peringkat sepak bola negara
itu juga melejit dari sebelumnya yang menempati posisi 35 saat awal
kompetisi menjadi peringkat ke-14.
Uruguay tumbangkan Brazil 2-1 di final Piala Dunia 1950
Tidak
seperti Piala Dunia lainnya, pemenang Piala Dunia 1950 ditentukan lewat
pertandingan final penyisihan grup, dan Brazil sebenarnya hanya perlu
menghindari kekalahan untuk mendapatkan trofi kemenangan. Namun Uruguay
secara mengejutkan berhasil mengalahkan Brazil di Rio de Janeiro.
Brazil
memimpin di babak kedua untuk membalikan permainan, namun Uruguay
kembali bangkit dengan gol yang dicetak Juan Alberto Schiaffino dan
Alcides Ghiggia, yang diciptakan 11 menit menjelang laga berakhir.
Hasilnya
dianggap sebagai kekecewaan terbesar dalam sejarah sepak bola, dan
istilah “Maracanazo” yang diidentikkan dengan pertandingan tersebut,
tempat tim Uruguay mengangkat trofi penghargaannya di hadapan 173.850
penonton.
Southampton kalahkan Manchester United 1-0 di final FA Cup 1976
United
tampil sebagai unggulan, yang berada di posisi ketiga dalam Divisi
Pertama pada musim itu dengan melawan Southampton yang berada di posisi
keenam dalam kompetisi tingkat dua.
Penjaga gawang Southampton,
Ian Turner, berhasil melakukan penyelamatan gemilang dari
serangan-serangan tim asuhan Tommy Doherty tersebut sampai babak
perpanjangan waktu.
Namun Southampton membuat peluang terakhir
saat pemain sayap kirinya, Bobby Stokes mencetak gol setelah menerima
umpan Jim McCalliog dan menyarangkannya ke gawang Alex Stepney dan
membuat kemenangan pertama dalam untuk Southampton dalam kompetisi
utama.
Aberdeen bungkam Real Madrid dengan skor 2-1 di final Piala Winners’ Cup 1983
Tim
asuhan Sir Alex Ferguson muda, Aberdeen, berhasil mengalahkan raksasa
Spanyol, Real Madrid dengan skor 2-1 dalam babak perpanjangan waktu di
Gothenburg, menjadikannya salah satu kesedihan dalam sejarah kompetisi
sepak bola.
Skor yang dicetak Eric Black diimbangkan oleh
tendangan Juanito di babak normal, sebelum akhirnya John Hewitt berhasil
mencetak gol untuk tim asuhan Fergie tersebut, yang sebelumnya juga
meraih kemenangan dengan mengalahkan Bayern Munich di babak perempat
final dengan skor 3-2.
Aberdeen menjadi satu-satunya tim
Skotlandia yang memenangkan dua gelar Eropa, serta mengalahkan jawara
Piala Eropa, Hamburg dan memenangkan Super Cup. Itu juga menjadi
kemenangan kedua dan terakhir bagi tim Skotlandia, menyusul kemenangan
Ranger di 1972.
Zambia libas Pantai Gading di final African Cup of Nations 2012
Kemenangan luar biasa Zambia dalam African Cup of Nations 2012 bukan tanpa alasan.
Sementara
tidak satupun pemain Zambia yang merupakan pemain ternama, kecuali
Chris Katongo yang menjadi satu-satunya bintang terbesar di tim
tersebut, mereka bukanlah tim yang memiliki kemampuan individu yang
baik, dengan kemenangan menakjubkan setelah membuat frustrasi tim Pantai
Gading dan memenangi adu penalti.
Mungkin gambar yang paling
mengharukan adalah saat pelatih Herve Renard mengangkat pemain
belakangnya yang cedera, Josep Musonda ke bangku pemain agar bisa
bergabung bersama rekan-rekannya saat merayakan kemenangan mereka,
pemain belakang senior tersebut menangis setelah mengalami cedera
pergelangan kaki di awal pertandingan. Aksi Herve membuat perasaan
terharu, dan ia akan selalu dikenang sebagai seorang pahlawan di negara
Afrika.
Conventry City pecundangi Tottenham Hotspur 3-2 dalam final FA Cup 1987
Spurs
tampil dalam final ketiga mereka dalam tujuh musim, mereka telah
memenangkan kompetisi itu di 1981 dan 1982 dan menjadi tim favorit saat
berhadapan dengan Coventry di ajang final pertama mereka dalam kompetisi
domestik.
Dalam salah satu pertandingan terbaik sepanjang
waktu, Tottenham langsung memimpin di menit kedua, melalui penyerangnya,
Clive Allen, dan Coventry harus menyeimbangkan kedudukan dua kali saat
mereka terpuruk.
Pertandingan mereka mengalami perpanjangan
waktu, dan sebuah gol dari Gary Mabbitt mengantarkan kemenangan dramatis
untuk Coventry seiring gawang Ray Clemence yang sempat dibobol Spur.
Para pendukung Coventry masih menyebut “Garry Mabbut’s Knee sebagai
penghormatan atas kemenangan timnya.
Glasgow Celtic Kalahkan Internazionale Milan 2-1 di final Piala Eropa 1967
Celtic
yang berada di bawah kepemimpinan Jock Stein menjadi tim Skotlandia,
Inggris dan Eropa utara pertama yang memenangkan Piala Eropa di 1967
saat Glasgow berhasil memenangi kompetisi tersebut dengan 11 pemain asal
Skotlandia, yang semuanya dilahirkan berjarak 48 km dekat dengan Celtic
Park. Mereka berhasil menundukkan Inter Milan dengan skor 2-1 di
Estadio Nacional, Lisbon.
“Sebelas pemain dari negara yang sama
tidak akan pernah memenangi Liga Champion lagi," kata Tommy Gemmel,
pencetak gol yang menyamakan kedudukan sebelum akhirnya Steve Chalmers
mencetak gol mematikan saat laga final tersebut.
“Kami memiliki
11 pemain asal Skotlandia, sulit dipercaya saat Anda membayangkan betapa
kecilnya negara tempat kami berasal. Anda tidak akan bisa melihatnya
terulang lagi, lagipula semua pemainnya dilahirkan dengan jarak kurang
dari 32km dari kandang kesebelasan kami.”
Pemain sayap. Jimmy
Johnstone, oleh para pendukung Celtic dipilih menjadi pemain terbaik tim
tersebut, yang juga menyatakan bahwa kemenangan Celtic di Piala Eropa
adalah versi“cepat” dari filosofi permainan total football Belanda.
QPR libas West Broom 3-2 di final League Cup 1967
Queens
Park Ranger adalah tim tingkat tiga yang memenangkan kompetisi itu
sepanjang sejarah sepak bola Inggris saat mereka mengalahkan West Brom
dengan skor 3-2 di final League Cup.
West Brom bermain imbang di
babak pertama, membuat QPR harus bermain ekstra dalam laga finalnya,
namun tendangan gol dari Roger Morgan, Rodney Marsh, dan Mark Lazarus
membuat mereka meraih gelar juara tersebut.
Sayangnya, FA menolak
mengikutkan Ranger dalam kompetisi Inter-Cities Fairs Cup, meski
kemenangan mereka secara otomatis membuat masuk babak kualifikasi,
keikutsertaan mereka dalam kompetisi Eropa digantikan oleh tim Divisi
Satu.
Tottenham Hotspur bantai Sheffield United dengan skor 3-1 di pertandingan ulang final FA Cup 1901
Di
1901 Spurs bukanlah tim utama — tim ini adalah tim tingkat tiga di
Southern League — dan itu menjadi kemenangan mengagumkan bagi tim asal
London utara tersebut saat mereka berhasil membantai tim Divisi Satu,
Sheffield United dengan skor 3-1 dalam pertandingan ulang, yang dalam
pertandingan sebelumnya mereka memperoleh hasil seimbang dengan skor
2-2.
Swindon kalahkan Arsenal dengan skor 3-1 di final League Cup 1969
Arsenal
yang merupakan tim Divisi Satu dianggap memiliki peluang untuk menang
saat laga final yang digelar di Wembley, dibandingkan lawannya, Swindon
yang merupakan tim tingkat tiga sekaligus menjadi penampilan pertama
mereka dalam final League Cup.
Namun, dengan delapan pemain
Arsenal yang menderita flu dan kondisi lapangan yang becek setelah hujan
lebat, serta keunggulan Swindow yang sebelumnya pernah tampil di tempat
yang sama, membuat Swindon akhirnya meraih kemenangan.
Tendangan
penyeimbang dari pemain depan Arsenal, Bobby Gould membuat pertandingan
terpaksa masuk babak perpanjangan, setelah umpan Roger Smart berhasil
di selesaikan oleh penyerangan Don Rogers yang membawa Swindon menuju
kemenangan. Sayangnya, tim asuhan Danny Williams tersebut tidak memnuhi
syarat untuk mengikuti Piala UEFA karena mereka bukan tim Divisi Satu.
Wimbledon kalahkan Liverpool 1-0 di final FA Cup 1988
Itu
adalah kekecewaan klasik dari tim yang sangat tidak diunggulkan melawan
salah satu tim paling dominan di masa itu, saat Wimbledon mengalahkan
jawara baru Divisi Satu, Liverpool di Wembley.
Skornya juga
sangat mengejutkan dalam sejarah sepak bola Inggris, karena Wimbledon
yang berbasis di London tersebut meraih gelar tersebut untuk pertama
kalinya sejak mereka berdiri, hanya dengan satu gol yang dicetak Laurie
Sanchez dalam babak pertama.
Pertandingannya juga menjadi
pertandingan yang tidak terlupakan saat Dave Beasant berhasil
menggagalkan tendangan John Aldrige terhadap tim yang memiliki julukan
Crazy Gang tersebut. Sayangnya, meski meraih kemenangan, Wimbledon tidak
diizinkan mengikuti kompetisi Piala Winner’s Cup karena pelarangan tim
Inggris untuk mengikuti ajang kompetisi Eropa.